Ambon (14/02/2018), Setelah selama tujuh hari di lapangan, sejak 7 hingga 13 Februari 2018, tim peneliti yang terdiri dari Burung Indonesia; Indonesia Bird Banding Scheme (IBBS); BirdLife Internasional; Hongkong Bird Watching Society; Oregon University; Hongkong University; BKSDA Maluku; TN Manusela; dan Universitas Pattimura telah berhasil menandai Dara Laut Jambul (Sterna bergii). Dalam presentasi hasil pemetaan dan penandaan yang telah dilakukan di Ruang Rapat BKSDA Maluku, Ferry Hasudungan, Biodiversity Conservation Specialist Burung Indonesia, mengatakan “secara keseluruhan operasi penandaan kami berhasil 95%, namun sisanya adalah Dara Laut Cina belum tertangkap.
Selama pengamatan, terlihat satu ekor Dara Laut Cina diantara ratusan Dara Laut Jambul. Akan tetapi, Dara Laut Cina tersebut belum berhasil ditangkap dan ditandai. Tim peneliti berhasil menangkap Dara Laut Jambul sebanyak 7 ekor dan 3 diantaranya dipasangi sattelite tag. “Kami berhasil menandai tujuh burung dara-laut jambul. Ini capaian luar biasa, karena ini merupakan pemasangan satelit tag pertama untuk burung laut di Indonesia. Harapannya kita bisa melihat kemana saja burung ini bermigrasi, khususnya di wilayah Indonesia hingga dapat melihat lokasi laut yang penting untuk dara laut cina.” Dalam presentasinya, Simba Chan, Senior conservation Officer-Tokyo Birdlife International, mengatakan “penandaan Dara Laut Jambul dengan sattelit diasumsikan dapat menggambarkan pola migrasi Dara Laut Cina.
Seluruh Dara Laut Jambul yang tertangkap dipasangi tanda berupa pita plastik berwarna oranye dengan kode tertentu.Pemasangan pita tersebut di bawah pengawasan IBBS. Selain itu, semua burung yang tertangkap dipasangi cincin logam permanen yang berisi kode internasional tersendiri pada kaki burung tersebut. Dara Laut Jambul dengan sattelite tag akan dipantau setiap hari selama durasi umur sattelite tag tersebut. Sattelite tag tersebut dapat berfungsi optimal sekitar 12 hingga 18 bulan.
Dara Laut Cina sendiri berkembang biak di Cina, akan tetapi pada musim dingin, Dara Laut Cina bermigrasi ke area yang lebih hangat seperti Indonesia bersama-sama dengan Dara Laut jambul (Sterna bergii). Menurut International Union for Conservation of Nature IUCN, status konservasi Dara Laut Cina tersebut yaitu critically endangered/CR atau kritis. Diperkirakan jumlahnya di dunia kurang dari 100 ekor. Selain itu Dara Laut Cina juga dilindungi oleh Pemerintah Indonesia melalui PP Nomor 7 Tahun 1999.
Dalam presentasi yang juga diikuti oleh tim peneliti, staff teknis BKSDA Maluku, Universitas Pattimura, dan Universitas Darrusalam tersebut, Kepala BKSDA Maluku menyampaikan bahwa hasil dari penandaan tersebut dapat menjadi masukan bagi BKSDA Maluku selaku management authority. “Jika kita bisa mengetahui pola migrasi Dara Laut Cina terutama di Indonesia, kita dapat menyusun rencana aksi dalam upaya konservasi ke depan,” tegas Kepala Balai KSDA Maluku. []
Sumber: Ayu Diyah Setiyani (Penyuluh BKSDA Maluku)