Ambon, 15 April 2020. Di Kantor Balai KSDA Maluku, Ibu Rosna, SP selaku PLT Kepala Balai KSDA Maluku dan Ibu Meity Pattipawaej selaku Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Maluku menerima bantuan penambah daya tahan tubuh dari Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Maluku Papua. Bantuan ini diserahkan langsung oleh Kepala Balai PSKL Wilayah Maluku Papua, Bapak Yusup, SP., M.Si.
Bantuan ini terdiri dari jahe merah, madu, dan kunyit yang merupakan produk hasil binaan dari kelompok usaha perhutanan sosial. Jumlah bantuan sumplemen yang diterima adalah sebanyak 50 pax dan akan dibagikan untuk pegawai BKSDA Maluku. Bantuan ini diterima baik oleh pihak BKSDA Maluku, mengingat suplemen ini berguna untuk menunjang kesehatan pegawai yang masih bertugas baik di rumah maupun di lapangan.
Sumber : Gries Elvina Noor (Calon PEH BKSDA Maluku)
Ilustrasi Papan Himbauan Bahaya Buaya BKSDA Maluku. Sumber : BKSDA Maluku
(Buru, 08 April 2020). Telah hilang seorang anak kecil disekitaran Pantai Waemangit Kecamatan Air Buaya Kabupaten Buru, hilangnya anak tersebut diperkirakan akibat terseret arus laut. Tim gabungan dari Satpolair Pulau Buru, Koramil Air Buaya, Polsek Air Buaya, aparat Desa Waemangit dan dibantu oleh masyarakat sekitar melakukan pencarian dengan cara menyisir diseputaran perairan Pantai Waemangit, namun dari hasil pencarian tidak berhasil menemukan korban tersebut.
Keesokan harinya, pencarian kembali dilanjutkan dengan target lokasi masih disekitaran Perairan Pantai Waemangit. Pukul 17:30 WIT tim gabungan menemukan satu ekor buaya sedang berenang di sekitaran Pantai Waemangit, merasa curiga akan keberadaan buaya tersebut serta lokasi keberadaannya yang dekat dengan pemukiman penduduk maka tim gabungan mengambil keputusan untuk menembak buaya tersebut.
Sekitar pukul 18.00 WIT, buaya tersebut berhasil dilumpuhkan dan terdampar di sekitaran Telaga Waibuna sekitar 1 km dari lokasi penemuan pertama. Selanjutnya buaya tersebut di amankan kedarat yang kemudian petugas membelah perut buaya dengan menggunakan parang, dari hasil pembedahan tersebut ditemukan seorang anak kecil dalam keadaan meninggal dengan kondisi tercabik-cabik.
Malam itu korban dimakamkan di tempat pemakaman umum yang berada di Desa Waimangit. Pemusnahan terhadap bangkai buaya tersebut dilakukan keesokan harinya. Hampir seluruh sungai dan muara yang berada di wilayah Air Buaya merupakan habitat asli buaya, oleh karena itu untuk menjaga agar kejadian tersebut tidak terulang kembali maka dari pihak Balai KSDA Maluku berencana akan memasang papan himbauan/peringatan dilokasi yang menjadi habitat buaya.
Sumber : Kacuk Seto Purwanto (POLHUT BKSDA Maluku)