Ambon, 27 Januari 2021. Lembaga Partisipasi Pembangunan Masyarakat (LPPM – Maluku) berkunjung ke Kantor Balai KSDA Maluku untuk memaparkan hasil Survei Cepat Distribusi dan Habitat Kehicap Buano (Symposiachrus boanensis) dan Survei Sosial yang dilaksanakan akhir Tahun 2020 di Pulau Buano.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Burung Indonesia menunjukkan bahwa Burung Kehicap Buano ditemukan di seluruh area survey dengan nilai perjumpaan (Encounter rate – ER) sebanyak 321 perjumpaan. Berdasarkan IUCN Redlist, burung ini masuk dalam status kritis. Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa burung ini hanya tersisa 200 individu. Salah satu ancaman dari populasi burung ini adalah pembukaan lahan, sedangkan ancaman perburuan tidak ada. Hal ini dikarenakan Burung Kehicap Buani ini dianggap sebagai totem (nenek moyang) oleh marga Tuhuteru.
Dalam sesi diskusi, Kepala BKSDA Maluku – Bapak Danny H. Pattipeilohy, S. Pi., M. Si berharap adanya pertemuan antara BKSDA Maluku, LPPM, BI dan stakeholder lainnya yang menghasilkan rekomendasi penetapan KEE (Kawasan Ekosistem Esensial) Buano – yang merupakan kawasan di luar kawasan konservasi yang memiliki nilai keanekaragaman yang tinggi, dengan pendekatan spesies. Keterlibatan masyarakat dalam penetapan KEE juga merupakan aspek penting untuk kedepannya dalam pelaksanaan rencana aksi.
Sumber : Gries E. Noor, S.Si – PEH Balai KSDA Maluku
#konservasiuntukmaluku #bksdamaluku #ksdae #ksdaehebat #kemenlhk #kementerianlhk #klhk