Sabtu (4/12/21) BKSDA Maluku kedatangan Anggota Komisi II DPRD, Kabupaten Buru – Bapak Irfan Papalia, S.Hi.MH. Kedatangan Bapak Irfan dan rombongan ini disambut baik oleh Kepala Balai KSDA Maluku – Bapak Danny H. Pattipeilohy, S.Pi., M.Si beserta staff.
Kedatangan Bapak Irfan ini bertujuan untuk melakukan koordinasi terkait keberadaan hewan reptil yang mengancam keselamatan masyarakat. Kejadian konflik satwa liar yang terjadi baru-baru ini adalah pada bulan Oktober 2021 yang menelan korban berumur 8 tahun di Desa Kaki Air. Selain itu, Bapak Irfan juga menyampaikan punahnya penyu di Kabupaten Buru karna budaya masyarakat yang mengkonsumsi telur penyu.
“Adanya konflik satwa ini, biasanya disebabkan oleh kondisi habitat yang rusak akibat ulah manusia, pakan alaminya yang berkurang, dan populasinya yang melimpah” ujar Bapak Danny. Di Pulau Buru sendiri sejarahnya memang memiliki populasi buaya muara yang melimpah. Selain itu, Bapak Danny juga menyayangkan adanya budaya masyarakat yang mengkonsumsi telur penyu. Sebagai informasi, Penyu akan baru mulai berkembang biak pada umur 30 – 50 tahun. Penyu itu sendiri juga digolongkan sebagai binatang purba, namun di Indonesia hewan ini masih ditemui di beberapa wilayah.
Melalui pertemuan ini disepakati bahwa akan ada koordinasi kedepannya antara BKSDA Maluku dengan Pemerintah Kabupaten dan DPRD untuk bersama-sama mencari solusi yang tepat dalam permasalahan ini.
Sumber : Tim Media BKSDA Maluku
#konservasiuntukkepulauanmaluku
#konservasiuntukmaluku
#bksdamaluku
#ksdae
#ksdaehebat
#klhk
#kemenlhk
#kementerianlhk