Ambon, 17 Oktober 2017. Coffee Morning Sinergitas Instansi Terkait dalam Mendukung Perkarantinaan, begitu yang tertera di undangan. Undangan itulah yang mengantar Mukhtar Amin Akhmadi,Kepala BKSDA Maluku ke Bandara Pattimura pada Senin (16/10) pagi. Coffee Morning tersebut diselenggarakan Kantor Stasiun Karantina Kelas I Ambon. Amin, begitu ia kerap disapa, membawa satu misi penting dalam Coffee Morning yang berlokasi di Ruang Rapat Lantai II Kantor Angkasa Pura Cabang Bandara Pattimura, Ambon. Misi penting itu tak lain adalah memperkenalkan dirinya yang baru dua minggu menjabat sebagai nakhoda baru BKSDA Maluku, sekaligus menginformasikan tugas pokok dan fungsi yang diembannya.
Coffee Morning tersebut dinilai sangat bermanfaat oleh Kepala BKSDA Maluku. Menurutnya, acara tersebut memiliki arti semacam koordinasi dengan banyak pihak dalam satu waktu. Hal tersebut memang lumrah, karena undangan tersebut juga dihadiri oleh berbagai pihak seperti Balai Penelitian dan pembenihan Tanaman Pertanian, Karantina Perikanan, Karantina Kesehatan, Angkasa Pura, Ombudsman, Lanud Pattimura, Dinas Pertanian Propinsi Maluku, Dinas Pertanian Kota Ambon, maskapai penerbangan, serta perusahaan ekspedisi.
Pada Coffee Morning di Bandara Pattimura, Kepala BKSDA Maluku menyampaikan bahwa pengawasan peredaran tumbuhan dan satwa liar menjadi salah satu tugas pokok dan fungsi BKSDA selain melakukan kegiatan pengelolaan terhadap 29 Kawasan Konservasi yang tersebar di dua Provinsi yaitu Maluku dan Maluku Utara. “Tugas kami tak hanya mengawasi peredaran tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi, tetapi juga yang tidak dilindungi,” tutur Amin. Ke depan, BKSDA Maluku berharap ada kerjasama seluruh stakeholder dalam mencegah peredaran satwa tersebut.
Amin juga mengusulkan untuk membuat grup pada aplikasi komunikasi WhatsApp (WAG). Harapannya, meski sederhana namun penuh arti yaitu untuk mempercepat informasi dan mempermudah koordinasi lintas sektoral. “Agar dibuat WAG sehingga permasalahan yang berkaitan dengan tugas pokok masing-masing bisa cepat terselesaikan,” tambahnya.
Selain itu, Kepala BKSDA Maluku juga mengingatkan kepada maskapai dan ekspedisi untuk tidak mengangkut satwa liar yang tidak dilengkapi dokumen resmi berupa Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa baik Dalam Negeri maupun Luar Negeri.
Sebelumnya, acara serupa juga pernah digelar di Pelabuhan Yos Sudarso pada Kamis (24/8). Coffee Morning dua bulan silam tersebut juga dihadiri berbagai instansi yang berkecimpung di Pelabuhan Yos Sudarso, seperti Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan, PT. Pelindo, PT. Pelni, Polsek Kawasan Pelabuhan, Ombudsman, Lantamal IX Ambon, Ditrekrimsus Polda Maluku, perusahaan pelayaran, perusahaan ekpedisi, dan BKSDA Maluku sendiri.
Coffee Morning di Bandara Pattimura dan Pelabuhan Yos Sudarso tersebut dirasa sangat penting, terutama bagi BKSDA Maluku. Hal ini berkaitan dengan jumlah pintu masuk yang begitu banyak di Propinsi Maluku. Setidaknya tercatat 69 pelabuhan laut dan 24 bandara udara di Propinsi Maluku dan Maluku Utara. Banyaknya jumlah pelabuhan laut dan bandar udara tersebut menjadikan Propinsi Maluku dan Maluku Utara sebagai open access area bagi peredaran tumbuhan dan satwa liar endemik dan dilindungi. Sementara itu, BKSDA memiliki jumlah sumber daya manusia yang terbatas, sehingga kerjasama lintas sektoral akan sangat mendukung BKSDA Maluku dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya terutama terkait peredaran tumbuhan dan satwa liar.
Sumber: Nur Arfa Lating, A.Md. – Polhut Pelaksana Lanjutan BKSDA Maluku
(dikutip dari http://ksdae.menlhk.go.id/berita/1777/coffee-morning-sebagai-sinergi-berbagi-informasi.html)