Awal Juli lalu, Balai KSDA Maluku menyelenggarakan beberapa rangkaian kegiatan dalam rangka peningkatan efektivitas pengelolaan Areal Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT) Pulau Buano dalam bentuk rapat koordinasi dan sosialisasi.
Kegiatan ini selain bertujuan untuk mensosialisasikan potensi satwa endemik Pulau Buano – Burung Kehicap Buano (Symposiachrus boanensis) yang menjadi daya tarik ekowisata Pulau Buano, juga untuk mencapai kesepakatan bersama bersama dengan para stakeholder terkait pengembangan pengelolaan Areal Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT) yang dituangkan dalam Nota Kesepakatan.
Dalam nota kesepakatan tertuang bahwa
landskap Pulau Buano seluas 3.723,65 Ha merupakan ABKT sebagai habitat satwa burung Kehicap Buano (Symposiachrus boanensis) dan satwa penting lainnya. Selain itu juga disepakati bahwa pengelolaan ABKT Pulau Buano dilakukan secara kolaboratif oleh para pihak yang berkomitmen untuk mengimplementasikan mekanisme pengelolaan dan rencana kegiatan yang telah disepakati.
Kegiatan diakhiri dengan survey lokasi pemantauan Burung Kehicap Buano di Dusun Huhua. Namun sayangnya karna cuaca mendung dan berangin, tim belum bisa menemukan keberadaan burung endemik Pulau Buano ini.
Sumber : Tim Media BKSDA Maluku