Tahun 2018 silam, Balai KSDA Maluku bekerjasama dengan peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan LHK Makassar melakukan eksplorasi keanekaragaman Anggrek di CA Pulau Angwarmase. Kegiatan eksplorasi ini didukung oleh Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Pattimura melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Eksplorasi tersebut dilakukan selama 7 hari sejak tanggal 3 Desember hingga 10 Desember 2018.
Selama eksplorasi, tim dibantu oleh masyarakat Tnyafar Minanlel, Desa Adaut, Kecamatan Selaru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Tnyafar Minanlel sendiri merupakan komunitas masyarakat yang terbentuk secara turun temurun berdasarkan ikatan kekeluargaan. Di sekitar CA Pulau Angwarmase sendiri, setidaknya ada tiga kelompok Tnyafar yaitu Tnyafar Minanlel, Tnyafar Namar, dan Tnyafar Falirayat. Tnyafar Minanlel sendiri merupakan kelompok binaan Balai KSDA Maluku.
Beberapa jenis anggrek berhasil diidentifikasi dalam eksplorasi tersebut. Salah satunya yaitu . Dendrobium striaenopsis M.A.Clem. & D.L.Jones 1989 atau diketahui sebagai Anggrek Larat, atau dalam bahasa lokal disebut Lelemuku. Anggrek Larat merupakan flora kebanggaan Maluku. Tahun 1989, Mentri Dalam Negeri menetapkan anggrek tersebut sebagai bunga identitas Maluku melalui Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 1989. Den. striaenopsis memiliki beberapa sinonim salah satunya adalah Dendrobium phalaenopsis var. schroderianum. Berdasarkan literatur, species ini termasuk ke dalam section Phalananthe yang persebarannya mencakup Australia, Papua Nugini, dan Indonesia (Kep. Tanimbar dan Nusa Tenggara Timur).
Selain Den. striaenopsis, anggrek lain yang berhasil ditemukan dan diidentifikasi yaitu Vanda punctata Ridl. 1923 dan Thrixspermum subulatum (Blume) Rchb.f. 1868. Sedangkan anggrek yang dijumpai di CA Pulau Angwarmase, namun belum berhasil diidentifikasi hingga tingkat spesies yaitu Taeniophyllum sp. dan Nervilia sp..
Tim eksplorasi tidak hanya mengumpulkan data jenis-jenis anggrek saja, tetapi juga mengidentifikasi pohon inang (host tree) tempat anggrek tersebut hidup. Dalam proses identifikasi pohon inang tersebut, tim eksplorasi bekerjasama dengan Pusat Botani, LIPI. Tim membuat herbarium dari pohon inang dan meminta bantuan LIPI untuk mengidentifikasinya. Terdapat 17 jenis pohon inang akan tetapi tidak semuanya dapat diidentifikasi hingga tingkat jenis.
Dalam upaya konservasi Anggrek Larat, Balai KSDA Maluku melakukan pemberdayaan masyarakat Tnyafar Minanlel untuk melakukan budidaya. Sehingga, ke depan, masyarakat tetap dapat memanfaatkan Anggrek Larat sebagai sumber penghasilan tambahan namun tidak lagi mengambil Anggrek Larat dari alam.